RSS

Category Archives: Tadabbur

Seorang Bidan Menjadi Pendidik Al-Qur’an

Cerita Orangtua Hilyah Qonita, juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013

Image

Hilyah Qonita, Hafizh Indonesia RCTI

Sejak menikah, saya, Nuroniyah Manaf dan Suami, Muslim, sepakat menjadikan pendidikan Al-Qur’an sebagai landasan utama sebelum anak-anak belajar ilmu-ilmu yg lain. Kini, kami dikaruniai tiga orang anak, Aufa Alfa Zhillah (9), Hilyah Qonita (5), dan Muhammad Al Fatih (11 bulan). Kami tinggal di wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Aktifitas saya sehari-hari adalah sebagai guru ngaji di rumah. Bersama suami, saya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak yg berada di lingkungan sekitar rumah. Sebelum mengabdi menjadi pengajar Al-Qur’an, saya pernah menjadi bidan di RS Islam Jakarta Pusat. Namun saat mengandung Aufa di usia kehamilan tujuh bulan, saya berhenti menjadi bidan karena ingin fokus mendidik anak-anak secara intensif. Aktifitas suami, selain menjadi guru di SDIT, juga menjadi guru ngaji, termasuk diantaranya menjadi guru Tahsin di Nurul Hikmah, Pesantren Ust.Muzammil.

Anak pertama, Aufa, Alhamdulillah sekarang sudah menyetorkan hafalannya sebanyak 13 juz. Ia menjadi santri Pesantren Nurul Hikmah sejak kelas 1 SD. Berbeda dengan Aufa, kami membuat program agar ia bisa menghafal Al-Qur’an di rumah, dengan mengikuti metode yang ada di Pesantren Nurul Hikmah. Alhamdulillah, hafalan Hilyah sekarang sudah lima juz. Yaitu juz 30 sampai juz 26, dan sekarang Hilyah sedang menghafal Juz 1. Hilyah juga mempunyai prestasi sebagaiu juara 1 MHQ juz 30 Islamic Book Fair 2012, juara 1 MHQ juz 29 dan 30 di LTQ Asy Syifa, juara 2 MHQ juz 29 dan 30 di Kafila Islamic International School se-DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan yang terbaru adalah sebagai juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013.

Capaian ini tidak instan. Program menghafal Qur’an sudah saya mulai sejak hamil, yaitu dengan memperbanyak mengkhatamkan Al-Qur’an. Khataman Al-Qur’an ini saya lakukan untuk merangsang tumbuh kembang otak janin sejak dari dalam kandungan. Saya juga selalu berkomunikasi dengan si kecil di kandungan saat tilawah. Ucapan semisal “De, Ibu mau tilawah surat Yusuf nih sekarang. Dengarkan ya..” selalu saya lakukan sambil saya mengelus perut.

Ketika lahir, kebiasaan mendengarkan bacaan Al-Qur’an tetap kami lanjutkan. Ayahnya biasanya memilih bacaan murattal Imam Misyari Rasyid karena temponya tidak terlalu cepat dan lebih syahdu. Hampir setiap hari pun saya mentalaqqikan surat-surat pendek di berbagai aktifitas, misalnya pada saat menyusui, makan, dan ganti popok. Di usianya 6 bulan, saya mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah sambil bermain dengan alat peraga yang saya buat sendiri dengan menggunting kertas origami warna-warni yang dibentuk sesuai huruf-huruf hijaiyah, lalu kami tempelkan di lembaran kardus yang besar.

Ketika mereka sudah bisa berucap, huruf-huruf hijaiyah yang selalu saya perkenalkan ternyata mereka hafal. Setelah itu saya menggunakan metode iqro untuk mengajari mereka membaca Al-Qur’an. Alhamdulillah, Aufa di usia 4 tahun, dan Hilyah di usia 3 tahun, sudah bisa membaca Al-Qur’an. Saya pun terus melatih kelancaran tilawah Qur’an mereka, sambil memberikan hafalan surat-surat di juz 30.

Hilyah mulai setor hafalan ketika usianya tiga tahun. Biasanya ia menyetor hafalannya sehabis asar dan muraja’ah di usai shalat shubuh. Kemudian di ba’da maghrib, bersama para santri, Hilyah mengaji di rumah dengan saya dan suami.

Saya bersyukur, proses menghafal Hilyah sampai sekarang tidak banyak kendala. Kuncinya, tekad yang kuat dan disiplin dari orangtua. Kami juga sadar bahwa lingkungan ikut mempengaruhi, oleh karenanya saya dan suami memilih tempat tinggal yang tenang, dan membatasi kegiatan menonton televisi. Dalam hal ini, orangtua tentu harus menjadi teladan bagi anak-anak dengan tidak banyak menonton televisi, sebaliknya memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an

(Disadur dari Buletin Pesantren Al-Qur’an Nurul Hikmah, edisi 10 November 2013/Muharram 1435 H)

 

Tags: , , , ,

Peneliti : Baca Al Quran Bisa Turunkan Nyeri Pasca Melahirkan

Peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Harto Andi Irawan mengatakan membaca Al-Quran secara tartil dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan skala nyeri pada ibu pascamelahirkan secara caesar.

“Penelitian yang saya lakukan menunjukkan setelah membaca Al Quran selama 10 menit, 16 dari 31 pasien yang dijadikan sampel di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta mengalami penurunan dari berbagai skala nyeri setelah menjalani operasi caesar,” katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2009 itu, nyeri dapat dihambat oleh adanya rangsangan saraf lain yang lebih kuat.

“Ketika membaca Al-Quran, tubuh melibatkan tiga jenis saraf yakni saraf untuk membaca ayat, menyuarakan, dan mendengarkan, sehingga rasa nyeri yang diterima otak berkurang,” katanya.

Ia mengatakan, penelitian itu telah direprentasikan pada “International Conference on Cross Cultural Collaboration in Nursing for Sustainable Development” di Bangkok, Thailand, 9-10 September 2013.

“Penelitian itu mendapatkan reaksi positif dari para peserta konferensi yang mayoritas non-Muslim. Mereka tertarik, antusiasme mereka sangat tinggi karena mereka baru pertama mengetahui penelitian seperti itu,” katanya.

Menurut dia, dirinya bangga dapat mempresentasikan hasil penelitiannya di luar negeri. Apalagi, konferensi itu diikuti peserta yang jenjang pendidikannya lebih tinggi.

“Sebagian besar peserta yang mempresentasikan hasil karyanya pada konferensi itu sudah S-2 dan S-3, bahkan ada yang profesor,” katanya.

Ia mengatakan, konferensi itu diselenggarakan Christian University of Thailand didukung oleh Azusa Pacific University of California dan Kimyung University. (Ella Syafputri/Ant)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/15/39302/peneliti-baca-al-quran-bisa-turunkan-nyeri-pasca-melahirkan/#ixzz2ex9A48GL
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

 
Leave a comment

Posted by on 15 September 2013 in Tadabbur

 

6 Sikap Muslim untuk Memuliakan Diri dengan Al Quran

Di dalam hadist riwayat Imam Bukhari, Rasul bersabda, “Dan sebaik-baik diantara kalian ialah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.”

Kita sebagai Muslim wajib menyadari kewajiban kita sebagai muslim, terutama kepada Al Quran. Al Quran itu sebagai petunjuk bagi manusia, telah dijelaskan dalam Al Quran.

Ada tiga kriteria pada orang Islam : muslim, baligh, akil. Orang Islam dengan tiga kriteria tersebut wajib membaca Al Quran. Selama masih ada tiga kriteria tersebut, maka beban hukum (taklif) dibebankan kepadanya. Kewajiban kita terhadap Al Quran melekat pada diri kita selama kita memilliki tiga muwashafat tadi.

 Image

Lalu ada 6 T sikap yang harus kita lakukan untuk memuliakan Al Quran :

1. Tasdiq

Tasdiq artinya mengimani atau membenarkan.

Yaitu setiap ayat/wahyu Allah dalam Al Quran, wajib kita imani dan tidak boleh ada keraguan sedikitpun.Didalam Albaqarah telah Allah jelaskan bahwa kita Al Quran ini tidak ada keraguan padanya (Al Baqarah :2)

2. Tilawah dengan baik dan benar.

Secara hukum adalah wajib.

Di dalam Al Quran Allah berfirman yang artinya, “Bacalah Al Quran dengan tartil.”

Tartil maksudnya yaitu membaca dengan tajwid dan mengetahui kaidah-kaidah waqaf.Satu alasannya yaitu karena Al Quran berbahasa Arab.Allah menjelaskan bahwa membaca Al Quran dengan tajwid itu hukumnya wajib dan siapa yang tidak membetulkan bacaan Al Quran, maka ia berdoa karena Allah menurunkan Al Quran dengan tajwid dan dengan tajwid itu Al Quran sampai.

Untuk menjalan kewajiban tersebut, semuanya butuh proses.

3. Tadabbur

Tadabbur adalah mengkaji, memahami, dan mempelajari isinya

Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu yang diberkahi supaya ditadabburi ayat-ayatnya dan diambil ulul albab.”

Dalam tafsir, Ulul Albab diterjemahkan sebagai orang yang memiliki akal sehat.

Atau didalam Al Quran, pada surah yang lain Allah berfirman yang artinya : Tidakkah mereka mentadabburi Al Quran atau dihatinya ada penutupnya.

Al Quran itu diturunkan dalam bahasa Arab ialah supaya kita mempelajarinya dan berfikir.Untuk itu, kita dianjurkan belajar bahasa Arab agar bisa mentadabburi Al Quran

4. Takdiq

Maksudnya adalah mengamalkan.

Al Quran harus dijadikan sebagai petunjuk, pedoman hidup kita. Untuk itu, harus diamalkan dalam kehidupan kita.

5. Tabligh

Yaitu mendakwahkannya.

Seperti dalam hadits Rasulullah yang artinya : Dan sebaik-baik di antara kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.

Kalimat jihad di dalam Al Quran yang diikuti fii sabilillah itu artinya perang. Tapi jika tidak diikuti fii sabilillah, maka artinya secara umum yaitu sungguh-sungguh termasuk sungguh-sungguh dalam berdakwah.

6. Tahfizh

Artinya, menghafalkannya.

Menghafal secara keseluruhan hukumnya fardhu kifayah.Namun sebagian, hukumnya fardhu ain. Sesungguhnya orang yang didadanya tidak ada hafalan Al Quran, maka dia seperti rumah yang rusak/roboh.

Orang Arab terkenal dengan hafalan Al Qurannya, sekali dengar langsung hafal.Maka suatu kemuliaan jika kita merupakan salah satu dari orang yang turut menjaganya.

Kewajiban yang 6 tersebut tidak untuk dibanding-bandingkan, namun dilakukan, bukan hanya salah 1 yang wajib dikerjakan.Selain itu, sangat banyak sekali fadhilah (keutamaan) kita mempelajari Al Quran karena dalam beramal, kita perlu memahami kewajibannya, keutamaannya, dan diikuti dengan rasa penuh harap (roja’) serta harus memahami ancaman apabila mengabaikannya dan dengan rasa takut (khouf).

Hal yang penting lainnya yaitu kita perlu memahami keistimewaan Al Quran, dan tidak melupakan fadhilahnya karena memang sangat mudah sekali mengabaikannya jika tidak mengetahui dua hal tersebut.

Nabi Muhammad bersabda yang artinya, “Bacalah Al Quran karena yang akan datang di hari kiamat sebagai penolong adalah Al Quran.”

Semakin bagus interaksi kita dengan Alqur’anul karim maka semakin tinggi kedudukan kita di sisi Allah.Lalu Allah menjelaskan bahwa barangsiapa yang baik, bagus pemahamannya, bacaannya, pengamalannya terhadap Al Quran maka di akhirat nanti akan berada di kedudukan tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya nanti.

Agar kita termotivasi untuk mempelajari Al Quran, maka ingatlah janji Allah dan Rasulnya, pasti benar karena tidak ada janji yang paling baik dan benar selain janji Allah dan Rasul-Nya.Yang penting dari kita ialah memulai, tidak mencari alibi untuk menjauh dari Al Quran.Lalu yang penting dari kita sebagai seorang muslim itu, sebaiknya membaca Al Quran itu setiap hari.Selain itu, supaya kita lebih termotivasi untuk rutin membaca Al Quran, bisa mencari hal-hal lain yang bisa membuat kita semangat untuk belajar Al Quran, seperti mendengarkan murattal, mendengarkan orang lain, dan lain-lain.

Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc. MH

Dirangkum dari Kajian iSource Edisi III Salam UI, 19 April 2013, Mesjid Ukhuwah Islamiyah

dari fimadani

 

Tags: , , ,

Membagi Prioritas Interaksi Dengan Al Quran Selama Ramadhan

Dalam berinteraksi dengan Al Quran, mungkin sesekali dijumpai beberapa perbedaan prioritas masing-masing pribadi khususnya selama Ramadhan.

Ada dari kita yang merasa cukup tilawah dengan target beberapa kali khatam sebagai target. Ada yang memilih memperbanyak hafalan.  Ada yang merasa cukup dengan mengikuti kajian kequranan sebagai media tadabbur. Dan bahkan ada yang merasa cukup mengamalkan Al Quran dalam keseharian yang ia ketahui saja. Lantas manakah jenis interaksi yang utama?

Tahukah kawan, prioritas dalam interaksi dengan Al Quran bukanlah memilih satu dan mengemsampingkan yang lain. Karena memilih satu akan memiliki kesan menyukai satu jenis cara dan membenci yang lain.

Image
Setiap jenis interaksi dengan Al Quran, memiliki hikmahnya masing-masing.

Tidaklah mungkin kita bisa menghafal bila tak terbiasa membaca. Kecuali bagi yang mengandalkan indera pendengaran dalam menghafal, dan itu juga hanya jarang orang yang bisa menghafal tanpa ada proses membacanya. Bagaimana bisa mengerti maknanya untuk kemudian dilakukan dalam keseharian jika tidak sama sekali memiliki hafalan atau pengetahuan tentangnya?

Itulah mengapa bahwa tilawah, menghafal, tadabbur, hingga implementasi adalah hal yang memiliki satu keterikatan sama lain. Tidak bisa hanya dipilih salah satu. Semuanya harus menjadi target bagi kita dengan keutamaan yang ada di masing-masing.

Lalu bagaimana mensiasati dengan waktu selama Ramadhan ini yang tidak panjang?

Dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata, apabila Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya, maka beliau menyuruhnya untuk mengerjakan amalan-amalan yang sanggup mereka kerjakan. Akan tetapi kemudian mereka berkata, “Ya Rasulullah, kami ini tidak sepertimu. Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.” Maka, mendengar ucapan mereka itu, Rasulullah SAW marah hingga terlihat tanda kemarahan di wajahnya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya yang paling bertaqwa dan yang mengetahui tentang Allah diantara kamu sekalian adalah aku.” (H.R. Bukhari)

Dijelaskan dalam hadist Apabila Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya, maka beliau menyuruhnya untuk mengerjakan amalan-amalan yang sanggup mereka kerjakan. Inilah kebiasaan Rasulullah SAW dalam memerintah para sahabat untuk beramal. Dan inilah tuntunan Islam. Bahwa seorang muslim tidak dianjurkan memperberat diri dalam beribadah.

Karena itu kita dapati hadits lain yang membatasi amal sunnah agar tidak memberatkan umat Islam. Misalnya tilawah Al-Qur’am maksimal khatam satu kali dalam tiga hari. Tidak boleh lebih cepat dari itu. Puasa sunnah dibatasi yang paling tinggi adalah puasa daud, satu hari puasa satu hari tidak. Tidak boleh berpuasa terus menerus. Demikian pula untuk shalat malam disunnahkan agar tetap memiliki waktu istirahat, tidak shalat terus-menerus sepanjang malam.

Dalam hadist tersebut, Rasulullah marah dengan jawaban para sahabat. Bukan karena argumennya bahwa amal ibadah bisa mendatangkan ampunan dari Allah, tetapi karena Rasulullah mengkhawatirkan jika mereka justru tidak mampu istiqamah dan terus menerus beramal seandainya amal yang diperintahkan itu lebih berat. Juga agar umat Islam sepanjang generasi mencukupkan diri dengan sunnah.

Lalu bagaimanakah kemampuan kita?
Kemampuan kita tentunya sebanding dengan kebiasaan amal yaumiah, dan keinginan kita untuk bisa berinteraksi dengan Al Quran sebaik mungkin. Jangan lupa, Allah tidak hanya mengukur amal dari kuantitas, namun juga kualitas. Jadi jangan pernah menyepelekan orang lain sekiranya dia memilih jenis interaksi berbeda dengan kita. Cukuplah kita memiliki pengetahuan bahwa semuanya adalah PENTING dan UTAMA.

Kesimpulan :

1. Semua jenis interaksi harus menjadi target untuk kita kerjakan

2. Tidak boleh meremahkan orang lain yang fokus berinteraksi dengan cara yang berbeda dengan yang kta lakukan karena semuanya memiliki keutamaan masing-masing.

3. Melaksanakan interaksi dengan Al Quran sesuai dengan kemampuan kita yang terbaik dalam ikhtiar

4. Terus menjaga dan memperbaiki kuantitas serta kualitas interaksi Al Quran

Semoga Ramadhan ini menjadi sarana tarbiyah bagi kita, agar kuantitas dan kualitas ibadah bisa istiqomah ke depannya.

Oleh : M Faizal Ramadhan, Dirut MQSU 2012-2013

Sumber hadist :

http://www.bersamadakwah.com/2011/03/hadits-20-beramal-sesuai-sunnah-tidak.html

 

Tags: , , , ,

Qur’an, Temanku Pengisi Waktu

Oleh Imamul Muttaqin,

Image

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seseorang dituntut untuk memiliki kondisi diri yang prima sehingga segala kegiatan dapat dijalani dengan baik. diri manusia terdiri dari tiga aspek yaitu jasad, akal, dan ruh. kondisi yang prima seutuhnya akan terbentuk dari kekuatan jasad, kecerdasan akal, dan kestabilan ruhiyah. aspek yang disebut terakhir menjadi yang utama karena dengan keterbatasan jasad dan akal, ruh menjelma sebagai faktor penentu bagi kondisi seseorang. saat jasad kehabisan tenaga serta akal kehilangan kejernihannya, kestabilan ruhiyah akan berbicara untuk me-recover dan mengembalikan ketangguhan pribadi.

Interaksi dengan quran adalah sarana yang penting dalam penjagaan kestabilan ruhiyah. bentuk interaksi dengan quran yang paling sederhana adalah tilawah, yaitu membacanya. meskipun tampak sederhana namun efek yang timbul bukan sesuatu yang remeh. lagipula pada prakteknya ternyata tidak mudah untuk tetap konsisten dalam  tilawah quran. kadang muncul pertanyaan, kapan waktu untuk tilawah sedangkan tugas lain begitu banyak? ini adalah tantangan dalam menyiasati waktu. sesungguhnya kondisi kesibukan itu akan terus ada sepanjang hidup bahkan semakin lama agenda kesibukan akan semakin bertambah. ini masalah komitmen. jangan mencari pembenaran atas lemahnya komitmen dengan berlindung di balik was-was syetan berupa alasan sibuk, tidak sempat, acara padat, dan lain-lain.

biasakanlah untuk memiliki bacaan quran harian. pancang dan penuhi targetan jumlah tilawah setiap harinya. ukur kemampuan diri agar bisa konsisten. tilawah satu halaman dalam satu hari yang berkelanjutan lebih baik daripada tilawah dua halaman tapi bolong-bolong serta tidak konsisten, hari ini iya, lusa tidak, kemarin terpenuhi target, besok tidak, dan seterusnya. kemudian lambat laun ditingkatkan secara bertahap sehingga bisa mencapai ideal satu juz dalam sehari. tapi sekali lagi, intinya adalah bacaan harian. yang diminta adalah satu juz perhari, bukan tiga puluh juz sebulan. jika targetnya sebatas tiga puluh juz sebulan, bisa saja hari ini tidak tilawah kemudian besok ditombok jadi dua juz.

kembali disinggung di sini bahwa pada prakteknya tidak mudah untuk konsisten dalam tilawah harian. bahkan ‘semudah’ apapun targetan tersebut tetap saja tidak lepas dari goyah. perlu dilakukan penyiasatan agar tagetan harian terpenuhi dan berkelanjutan. beberapa strategi yang dapat dipakai sebagai kiat menjaga tilawah antara lain:

pertama, selalu membawa mushhaf. hal ini akan memudahkan dalam pemenuhan target. jika suatu ketika tiba-tiba mendapatkan keluangan waktu yang tidak direncanakan maka dapat langsung tilawah. selain itu, akan juga timbul rasa malu dan sayang jika sudah repot-repot membawa mushhaf tapi tidak dibaca.

kedua, porsikan waktu yang memang khusus untuk tilawah.jangan memberikan waktu ‘sisa’ untuk quran. maksudnya jangan tilawah sesempatnya sehingga jika tidak sempat maka tidak tilawah. berikan waktu wajib tilawah dalam rangkaian agenda harian. misalnya setiap selesai sholat atau saat jam-jam tertentu. waktu khusus tersebut jangan diganggu-gugat. jika ada yang mengajak berkegiatan lain saat itu, katakan dengan tegas “maaf, ini waktu saya untuk tilawah”.

ketiga, cari tempat, suasana, dan waktu yang dirasa nyaman untuk tilawah. hindari kondisi yang membuat malas untuk membaca quran. tiap pribadi memiliki kecenderungan berbeda terkait suasana ini. ada yang nyaman tilawah pada waktu sepertiga malam, ada yang sehabis shubuh, ada juga yang menikmati tilawah saat tengah hari. ada yang suka tilawah di masjid, ada yang sambil berbaring di kamar, ada juga yang senang tilawah di depan pemandangan.

keempat, jika lalai memenuhi target pada hari itu, lakukan qadha. misalnya target adalah dua halaman, tetapi hari ini dengan benar-benar terpaksa hanya bisa tilawah satu halaman, maka esoknya harus membaca tiga halaman. dengan demikian akan muncul perasaan ‘berat’ saat meng-qadha sehingga terpacu untuk tetap memenuhi target harian. namun jangan jadikan qadha sebagai kebiasaan. jangan menganggap remeh saat satu hari tidak memenuhi target tilawah.

kelima, berusaha memperlancar tilawah (balajar tahsin) sehingga tidak berat melakukannya. selain itu sebenarnya cara paling efektif untuk memperlancar bacaan adalah justru dengan sering membaca. jarang membaca malah akan membuat ‘lidah menjadi tebal’ sehingga susah melafalkan ayat-ayat. tapi tidak lancarnya membaca jangan jadi alasan untuk tidak tilawah. bukankah bagi yang terbata-bata dalam membaca quran mendapat dua pahala?!

Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. [HR Bukhari dan Muslim]

keenam, cari komunitas yang mendukung. contohnya adalah kelompok mentoring. selain di sana bisa saling mengingatkan dan memotivasi, mentoring juga dapat memacu pemenuhan target. misalkan jika ada yang belum memenuhi target tilawah pribadi dikenai ‘hukuman’ tidak boleh pulang usai mentoring sebelum menyelesaikan targetannya.

ketujuh, rajin mengikuti majelis dan kajian quran. dari sana akan diperoleh pemahaman, wawasan, dan urgensi interaksi dengan quran. sudah menjadi karakter manusia dimana ketertarikannya akan tumbuh jika ia mengetahui kegunaan dari sesuatu tersebut terutama bagi dirinya. hal ini dapat memberi dan menjaga semangat dalam tilawah.

kedelapan, perbanyak amal dan jauhi maksiat. setiap amal shaleh akan memberi energi untuk melaksanakan amal shaleh lainnya (termasuk membaca quran). sedangkan maksiat yang satu akan melahirkan maksiat yang lainnya (termasuk menjauhi quran).

kesembilan, berdoalah kepada empunya quran, Allah. mohon keistiqomahan dalam berinteraksi dengan quran. karena kedekatan dengan quran adalah nikmat dariNya.

kesemuanya itu harus dilakukan dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh sehingga kemudian tilawah menjadi kebutuhan pribadi. tanda-tanda sudah terlatih adalah jika hari itu belum tilawah akan muncul perasaan gelisah dan merindukan membaca quran. jika bertanya lagi tentang manfaatnya, bukankah pahala membaca quran adalah pahala yang paling mudah didapat?!

Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat. [HR Tirmidzi]

sumber 

 

Tags: , , ,

Perintah Membaca Alqur’an

“Sesungguhnya orang – orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugrahkan kepada mereka dengan diam – diam dan terang – terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka (Karunia-Nya).”Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS.Fathir :29-30)

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa lagi berulang – ulang, gemetar karenanya orang – orang yang takut kepada Rabb-nya, kemudian menjadi tenang hati dan kulit mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah , dengan KItab itu Dia menunjuki siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan baranag siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (Q.S.Az-Zmuar [39]:23)

“Karena itu, bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an” (Q.S.Al-Muzzammil [73]:20)

Sahabat MQ yang selalu luar biasa, berdasarkan ayat tersebut di atas jelas bahwa membaca Al-Qur’an merupakan suatu perintah dari Allah yang harus kita laksanakan, sebab dengan membaca Al-Qur’an hati akan menjadi tenang dan damai yang akan menjadikan hidup kita selalu bergairah untuk meraih manfaat dunia dan akhirat ^ ^.Mari bertilawah dan mengistiqamahkannya.Amin ^ ^

 
 

Tags: , ,

MENGAPA KITA HARUS MEMBACA AL-QUR’AN ?

"Obat terbaik untuk jiwa dan sanubari"

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Apa kabar sahabat MQ ? Pastinya selalu luar biasa. Lama sudah kita tidak berinteraksi melalui media tulisan ini, Alhamdulillah setelah terbentuknya kepengurusan MQSU IT Telkom 2011/2012 kita dapat berjumpa kembali setelah sekian lama tidak bertemu dan saling berbagi ilimu. Untuk mengawali perjumpaan kita, kami ingin sedikit berbagi mengenai “Mengapa Kita Harus Membaca Alqur’an ?” karena di jaman yang serba moderen ini banyak saudara kita yang kurang mentadaburi Al-Qur’an.

Al – Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah yang diwahyukan kepada Nambi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.membacanya merupakan ibadah yang agung dan sumber ketenangan yang hakiki. Semakin banyak kita membaca Al-Qur’an akan semakin haus hati kita.Tidak pernah menjemukkan dan menjenuhkan, kevuali bagi mereka yang hatinya lalai.
Di dalam Al-Qur’an terdapat hidayah dan kabar gembira bagi orang yang bertakwa, serta sebagai penawar, obat dan rahmat bai kaum beriman. Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an selalu didepannya niscaya Al-Qur’an membawanya menuju surga. Dan barang siapa menjadikan Al-Qur’an dibelakangnya,niscaya Al-Qur’an akan menyeretnya kedalam neraka.Al-Qur’an adalah sumber kemuliaan, kebahagiaan dan ketinggian martabat kaum muslimin di dunia dan akhirat. Allah SWT memuliakan kita dengan banyak pahala , berkah, dan keutamaan saat membacanya.Al-Qur’an adalah zikir paling utama dibandingkan zikir – zikir yang lainnya. Karena itu, seyogyanya setiap muslim selalu membaca dan menjaganya dalam setiap keadaan.

Sahabat MQ yang luar biasa marilah kita bersama – sama saling mengingatkan dan memberi semangat kepada saudara – saudara muslim kita untuk selalu mengagungkan Al-Qur’an. Semoga bermanfaat ^_^

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

==========================      MQSU IT TELKOM 2011/2012       ======================

Sumber : Rangkuman yang disusun oleh Kelompok Telaah Kitab Ar-Risalah disunting oleh Abdurrahman Al-Wasithy penerbit Az-Zahra Media Tama Solo

 

Tags: , , , ,

Burung Beo Saudi Dianjarkan Untuk Bisa Melantunkan Ayat Al-Quran

Sebuah tren baru yang terjadi di Arab Saudi saat ini dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar, burung Beo sekarang diajarkan untuk membaca Al-Quran dan melakukan gerakan mirip shalat.

“Pengajaran burung beo membaca Al-Quran bukanlah hal yang baru, hal ini akan kembali ke delapan tahun yang lalu ketika orang-orang mulai mengajar beo bernyanyi, dan kemudian ada kecenderungan untuk mengajar burung ‘cerdas’ tersebut dengan membaca Al-Quran,” kata Abdul Rahman al-Arwan, salah satu pelatih amatir burung beo.

“Sekarang ketika masyarakat tahu bahwa ada seseorang yang memiliki burung Beo, pertanyaan pertama kepada pemilik beo adalah apakah burungnya tersebut telah menghafalkan beberapa ayat dari Al-Qur’an, jika jawabannya tidak, mereka akan menjawab bahwa burung beo itu tidak akan mendapati harga yang tinggi, “tambah al-Arwan.

Jika Beo menghafal ayat dari Al-Qur’an dengan kejelasan dan bening, rentang harga burung itu akan menjadi sekitar 12-13.000 Riyals, dan jika burung bisa menghafal surat Al-Quran dalam memorinya, harganya akan naik sampai 20 ribuan riyal, namun harga bisa naik menjadi lebih tinggi jika burung Beo tersebut dapat membaca Surat dan melakukan praktek seperti orang shalat, dan mengucapkan “Labyak Alahuma Labayk”, kata Al-Arwan.

Read the rest of this entry »

 
Leave a comment

Posted by on 2 August 2010 in Tadabbur

 

Umat Islam Sebagian Besar Tidak Paham Ayat Al-Quran

Sebagian besar umat Islam tidak memahami ayat-ayat dalam kitab suci Al-Quran. Berdasarkan hasil survei di Jakarta dan Bogor menyebutkan 70-80 persen umat Islam tidak mengerti dan memahami betul ayat-ayat yang dibacanya.

“Saya melakukan survei di berbagai masjid di Jakarta dan Bogor. Hasilnya, dari 1.500 responden, 70-80 persen umat tidak mengerti dan memahami betul ayat-ayat yang dibacanya. Mereka cuma menghafal, ” katanya Prof. Dr. Ir. H.M Amin Aziz penulis buku The Power of Al-Fatihah dalam bedah buku, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad malam.

Bahkan, Menurutnya, untuk memahami Al-Fatihah kekuatannya sangat dahsyat pun tidak, padahal dengan memahami Al-Fatihah, umat terbantu dalam memahami Al-Quran.

Read the rest of this entry »

 
 

Keistimewaan Membaca Al-Qur’an

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir 35:29-30)

Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Riwayat Al-Bukhari)

Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Read the rest of this entry »

 
Leave a comment

Posted by on 24 January 2010 in Tadabbur

 

Tags: