RSS

Al-Qur’an Bukan Mahkluk

09 May

الحمد لله ربّ  العالمين , الصلاة والسلام على خاتم النبيين نبينا محمدٍ صلّى الله عليه وسلّم و على اله و صحبه أجمعين

فإنّ أصدق الحديث كتاب الله , وخير الهادى هادى محمد صلّى الله عليه وسلّم , و شرّ الأمور محدثاتها , وإنّ كلّ محدثة بدعة , وكلّ بدعة ضلالة , وكلّ  ضلالة فى النار

  A.    Orang yang menganggap dan meyakini bahwa Al-Quran itu adalah makhluk, maka dia termasuk ke dalam orang-orang kafir, dan kekufurannya mengeluarkannya dari agama Islam

Telah kita ketahui bersama bahwasanya Al-Quran itu adalah kalamullah (perkataan Allah) yang mulia, dan bukanlah makhluk yang diciptakan Allah. Maka barang siapa yang meyakini Al-Quran adalah makhluk sebagaimana kita manusia, sungguh orang tersebut telah meyakini suatu hal yang salah. Dalam pembahasan ini akan disebutkan sebuah hadits yang menyatakan, bahwasanya Al-Quran itu merepresentasikan sifat Allah subhanahu wa ta’ala, dan mustahil sifat Allah itu menyamai makhlukNya.

Ada 2 golongan orang yang meyakini bahwa Al-Quran itu makhluk :

–         Orang yang menyangkal bahwa Al-Quran adalah kalamullah dan meyakininya sebagai makhluk.

–         Orang yang tidak menyangkal Al-Quran sebagai kalamullah, tetapi tetap meyakininya sebagai makhluk.

kedua golongan tersebut sama-sama dihukumi takfirul-‘aam (hukum kafir secara umum), karena keduanya sama-sama meyakini Al-Quran sebagai makhluk.

Berikut adalah beberapa dalil yang membantah Al-Quran merupakan makhluk : 1. Dalil dari Al-Quran

–         At-Taubah : 6

–         Al-Fath : 15

Dapat dilihat pada kedua ayat tersebut bahwa Allah ‘azza wa  jalla menyebutkan Al-Quran denga kalamullah . Dalil ini jelas membenarkan bahwa memang benar Al-Quran adalah kalamullah.

  2. Dalil dari hadits

–         Dari Jabir ibn Abdillah : rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Adakah diantara kalian orang yang dapat mengantarkanku pada masyarakatnya untuk menyampaikan kalaamu Rabbi ?”

(diriwayatkan Abu Dawud, Imam Ahmad)

Hadits tersebut terjadi ketika rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dalam misi dakwah, namun terjadi banyak penolakan dari berbagai golongan dan suku. Maka beliau pun bertanya pada sahabat, apakah ada dari kaum mereka yang siap dengan lapang dada menerima dakwah Islam dan disampaikan pada mereka kalaamu Rabbi (perkataan Tuhanku). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan Al-Quran dengan kalaamu Rabbi, ini menunjukkan bahwa benar Al-Quran adalah kalamullah.

–         Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “keutamaan kalamullah terhadap makhluk Allah, seperti keutamaan Allah terhadap makhlukNya”

(diriwayatkan Imam Ad-Darimy)

Hadits ini menunjukkan beberapa  hal : disebutkan dalam hadits keutamaan kalamullah terhadap makhluk Allah, penggalan hadits tersebut menunjukkan berbedanya kedudukan antara kalamullah dan makhluk, sehingga keduanya tidaklah mungkin sesuatu yang sama. Kemudian jika pembaca memperhatikan, dalam hadits ini kedudukan kalamullah disejajarkan dengan kedudukan Allah subhanahu wa ta’ala. Maksudnya disini bukanlah kalamullah itu sama (kedudukan maupun dzatnya) dengan Allah, tetapi bahwasanya kalamullah itu merepresentasikan sifat-sifat yang dimiliki Allah ‘azza wa jalla. Oleh karena itu sangatlah mustahil jika sifat Allah tercampur dengan makhlukNya, jadi Al-Quran bukanlah makhluk.

  3. Dalil dari ijma’ ‘ulama

–         Diriwayatkan seorang ulama dari generasi tabi’in bernama Amri ibnu Dinar bertemu dengan 9 sahabat : Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Zubair, Jabir ibn Abdillah (saya lupa 5 nama sahabat lainnya) kemudian ditanyakan pada mereka mengenai Al-Quran sebagai makhluk. Maka kesembilan tersebut menyatakan barang siapa yang mengatakan Al-Quran itu adalah makhluk maka dia telah kafir.

 

 

Selain dalil-dalil diatas ada beberapa syubhat yang meracuni pikiran kaum muslimin. Perlu diwaspadai dalam menanggapi masalah syubhat, karena fitnahnya amat. Dan sebagaimana yang tertulis dalam salah satu hadits arba’ain, perkara syubhat sebaiknya dijauhi dan ditinggalkan. Berikut beberapa syubhat tersebut :

  1. Berpegang/berdalil pada ayat

 

“ الله خالق كلّ شيءٍ ”

 

Dan berpendapat bahwa Al-Quran juga termasuk “ شيءٍ ”(sesuatu), sehingga Al-Quran itu diciptakan dan termasuk makhluk.

 

  • Ø Pengertian “ شيءٍ ” sebagai sesuatu haruslah berdasarkan konteks, karena dalam ayat yang lain Allah pun pernah disebut sebagai “ شيءٍ ” :

 

“ قل أيّ شيءٍ أكبر شهادةً , قل الله…”

 

Apakah itu menunjukkan Allah sebagai “sesuatu” juga?? Dan menunjukkan Allah juga makhluk?? Tentu tidak bukan.

  2. Berpegang/berdalil pada ayat

 

“ إنّا جعلنه قرءاناً عربيّاً ”

 

Dan mengartikan kata “ جعل ” sama dengan arti “ خلق ” sehingga artinya menjadi “…..kami telah menciptakan Al-Quran….” dan Al-Quran itu diyakini sebagai makhluk.

 

_Fardan Muhammad (Pengurus MQ tahun 2012)

 
 

Leave a comment