Satu diantara sekian program yang ditawarkan MQ untuk ummat ialah kajian murottal. Pada semester lalu, kajian ini telah berlangsung selama 2x di ruang utama Mesjid Syamsul ‘Ulum. Pengisinya ialah guru tahsin dari lembaga Quran Maqdis yaitu Ust Kristryono. Di Maqdis sendiri beliau mengisi kajian rutin serupa bernama kajian maqomat.
Apa kajian murottal itu?
Kajian murottal adalah sebuah kajian yang membahas maqom atau irama dalam membaca Al Quran. Irama tersebut ada tujuh. Umumnya masyarakat hanya mengenal tujuh irama ini dalam Qiroah atau dalam cabang MTQ biasa disebut Tilawatil Quran. Padahal tujuh irama ini juga bisa digunakan dalam murottal atau dalam cabang MTQ biasa disebut Tartil.
Perbedaan antara murottal dan qiroah yaitu pada kecepatan, serta panjangnya. Jika murottal lebih cepat dan panjangnya seadanya, maka qiroah biasanya lebih lambat dan lebih panjang bacaannya.
Tentang tujuh irama tersebut mengikuti aturan dari lembaga Quran Maqdis, maka bisa disingkat Ba, Sho, Hi, Ji, Ni, Ka, Rost.
Yaitu :
1. Bayyati
Biasa ditemui dalam rekaman murattal Sheikh Misyari Rasyid El Afasy atau bisa mendengar Thaha Al Junayd
2. Shoba
Ciri : Pelan dan sedih
3. Hijaz
Biasa ditemui dalam rekaman murattal Sheikh Hani Arrifa’i
4. Jiharkah
Ciri : Memiliki kemiripan dengan irama ala melayu/india
5. Nihawwand / Nahawwand
Biasa ditemui dalam rekaman murattal Sheikh Khusaery
6. Sikkah
Biasa ditemui dalam rekaman murattal Sheikh Sa’ad Al Ghamidy
7. Rost / Rostah
Biasa ditemui dalam rekaman murattal Sheikh Abdurrahman As Sudais
Adapun pada kajian Murottal 2 pertemuan sebelumnya, Ust Kris sudah menyampaikan tentang materi irama Nihawwand. Dokumentasi audio bisa didownload di link ini
Ke depan kajian ini akan akan dilakukan rutin setiap 2 pekan sekali di Mesjid Syamsul ‘Ulum IT Telkom.