RSS

MEMBACA DAN MENGHAFAL AL QUR’AN DAPAT MEMBUAT ANAK CERDAS

MEMBACA DAN MENGHAFAL AL QUR’AN DAPAT MEMBUAT ANAK CERDAS

Mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.

Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh. Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti
  1. memberikan efek menenangkan
  2. meningkatkan kreativitas
  3. meningkatkan kekebalan tubuh
  4. meningkatkan kemampuan konsentrasi
  5. menyembuhkan berbagai penyakit
  6. menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak
  7. meredakan kegelisahan
  8. mengatasi rasa takut
  9. memperkuat kepribadian
  10. meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.
Al Qur'an Cerdaskan AnakPada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan.  Sel ini berisi program yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.
Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit fisik dan psikologis.
Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)

Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya. Wallahu a’lam.
Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asing lainnya?
“Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang alquran yang kami wahyukan kepada hmba kami (Muhammad) buatlah satu surat saja yang semisal alquran dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar. (QS:Al-Baqarah:23)
Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian menguasainya, insya Allah. Wallahu a’lam. (disadur dari berbagai sumber)
 
Sumber : http://rqmanagement.org/index.php/news-article/76-membaca-dan-menghafal-al-qur-an-dapat-membuat-anak-cerdas
 
 

Al-Qur’an Bukan Mahkluk

الحمد لله ربّ  العالمين , الصلاة والسلام على خاتم النبيين نبينا محمدٍ صلّى الله عليه وسلّم و على اله و صحبه أجمعين

فإنّ أصدق الحديث كتاب الله , وخير الهادى هادى محمد صلّى الله عليه وسلّم , و شرّ الأمور محدثاتها , وإنّ كلّ محدثة بدعة , وكلّ بدعة ضلالة , وكلّ  ضلالة فى النار

  A.    Orang yang menganggap dan meyakini bahwa Al-Quran itu adalah makhluk, maka dia termasuk ke dalam orang-orang kafir, dan kekufurannya mengeluarkannya dari agama Islam

Telah kita ketahui bersama bahwasanya Al-Quran itu adalah kalamullah (perkataan Allah) yang mulia, dan bukanlah makhluk yang diciptakan Allah. Maka barang siapa yang meyakini Al-Quran adalah makhluk sebagaimana kita manusia, sungguh orang tersebut telah meyakini suatu hal yang salah. Dalam pembahasan ini akan disebutkan sebuah hadits yang menyatakan, bahwasanya Al-Quran itu merepresentasikan sifat Allah subhanahu wa ta’ala, dan mustahil sifat Allah itu menyamai makhlukNya.

Ada 2 golongan orang yang meyakini bahwa Al-Quran itu makhluk :

–         Orang yang menyangkal bahwa Al-Quran adalah kalamullah dan meyakininya sebagai makhluk.

–         Orang yang tidak menyangkal Al-Quran sebagai kalamullah, tetapi tetap meyakininya sebagai makhluk.

kedua golongan tersebut sama-sama dihukumi takfirul-‘aam (hukum kafir secara umum), karena keduanya sama-sama meyakini Al-Quran sebagai makhluk.

Berikut adalah beberapa dalil yang membantah Al-Quran merupakan makhluk : 1. Dalil dari Al-Quran

–         At-Taubah : 6

–         Al-Fath : 15

Dapat dilihat pada kedua ayat tersebut bahwa Allah ‘azza wa  jalla menyebutkan Al-Quran denga kalamullah . Dalil ini jelas membenarkan bahwa memang benar Al-Quran adalah kalamullah.

  2. Dalil dari hadits

–         Dari Jabir ibn Abdillah : rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Adakah diantara kalian orang yang dapat mengantarkanku pada masyarakatnya untuk menyampaikan kalaamu Rabbi ?”

(diriwayatkan Abu Dawud, Imam Ahmad)

Hadits tersebut terjadi ketika rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dalam misi dakwah, namun terjadi banyak penolakan dari berbagai golongan dan suku. Maka beliau pun bertanya pada sahabat, apakah ada dari kaum mereka yang siap dengan lapang dada menerima dakwah Islam dan disampaikan pada mereka kalaamu Rabbi (perkataan Tuhanku). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan Al-Quran dengan kalaamu Rabbi, ini menunjukkan bahwa benar Al-Quran adalah kalamullah.

–         Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “keutamaan kalamullah terhadap makhluk Allah, seperti keutamaan Allah terhadap makhlukNya”

(diriwayatkan Imam Ad-Darimy)

Hadits ini menunjukkan beberapa  hal : disebutkan dalam hadits keutamaan kalamullah terhadap makhluk Allah, penggalan hadits tersebut menunjukkan berbedanya kedudukan antara kalamullah dan makhluk, sehingga keduanya tidaklah mungkin sesuatu yang sama. Kemudian jika pembaca memperhatikan, dalam hadits ini kedudukan kalamullah disejajarkan dengan kedudukan Allah subhanahu wa ta’ala. Maksudnya disini bukanlah kalamullah itu sama (kedudukan maupun dzatnya) dengan Allah, tetapi bahwasanya kalamullah itu merepresentasikan sifat-sifat yang dimiliki Allah ‘azza wa jalla. Oleh karena itu sangatlah mustahil jika sifat Allah tercampur dengan makhlukNya, jadi Al-Quran bukanlah makhluk.

  3. Dalil dari ijma’ ‘ulama

–         Diriwayatkan seorang ulama dari generasi tabi’in bernama Amri ibnu Dinar bertemu dengan 9 sahabat : Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Zubair, Jabir ibn Abdillah (saya lupa 5 nama sahabat lainnya) kemudian ditanyakan pada mereka mengenai Al-Quran sebagai makhluk. Maka kesembilan tersebut menyatakan barang siapa yang mengatakan Al-Quran itu adalah makhluk maka dia telah kafir.

 

 

Selain dalil-dalil diatas ada beberapa syubhat yang meracuni pikiran kaum muslimin. Perlu diwaspadai dalam menanggapi masalah syubhat, karena fitnahnya amat. Dan sebagaimana yang tertulis dalam salah satu hadits arba’ain, perkara syubhat sebaiknya dijauhi dan ditinggalkan. Berikut beberapa syubhat tersebut :

  1. Berpegang/berdalil pada ayat

 

“ الله خالق كلّ شيءٍ ”

 

Dan berpendapat bahwa Al-Quran juga termasuk “ شيءٍ ”(sesuatu), sehingga Al-Quran itu diciptakan dan termasuk makhluk.

 

  • Ø Pengertian “ شيءٍ ” sebagai sesuatu haruslah berdasarkan konteks, karena dalam ayat yang lain Allah pun pernah disebut sebagai “ شيءٍ ” :

 

“ قل أيّ شيءٍ أكبر شهادةً , قل الله…”

 

Apakah itu menunjukkan Allah sebagai “sesuatu” juga?? Dan menunjukkan Allah juga makhluk?? Tentu tidak bukan.

  2. Berpegang/berdalil pada ayat

 

“ إنّا جعلنه قرءاناً عربيّاً ”

 

Dan mengartikan kata “ جعل ” sama dengan arti “ خلق ” sehingga artinya menjadi “…..kami telah menciptakan Al-Quran….” dan Al-Quran itu diyakini sebagai makhluk.

 

_Fardan Muhammad (Pengurus MQ tahun 2012)

 
 

Tak Ada Kata Terlambat Belajar Al Quran

Peluang Belajar Membaca Al-Quran

Dari Aisyah radhiallahu ‘anhu, katanya: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala. ”(Hadits Muttafaq ‘Alaih).

Subhanallah…Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.
Saudaraku,
Ketika kita dihadapkan pada peluang belajar Al Qur’an, sering muncul gangguan-gangguan yang akhirnya membuat kita mundur dan menunda-nunda peluang tersebut. Dan mungkin selalu ada saja alasan yang seakan masuk akal, sehingga kita tidak lagi merasa bersalah ketika mengabaikan tugas yang sangat penting ini.

1. Sudah terlalu tua

Di antara kita mungkin ada yang beralasan, bahwa kita sudah terlambat dalam belajar. Masa-masa keemasan kita sudah lewat. Kita sudah terlalu tua untuk dapat mengingat ayat-ayat Al Qur’an dengan baik. Lidah kita sudah terlalu kaku untuk dapat melafalkan huruf dengan fashih.

Padahal tahukah kita, bahwa Rasulullah mulai menghafal Al Qur’an di usia 41 tahun? Tahukah kita bahwa rata-rata usia para sahabat ketika mulai belajar Al Qur’an adalah 30 tahun? Di antara mereka bahkan ada yang mantan perampok, pembunuh, pemerkosa atau pelacur, sementara mereka juga adalah kaum buta huruf? Allahlah yang telah menutup dosa-dosa mereka dengan maghfirohNya. Kemuliaan dan keberkahan akan lahir berkat perjuangan mereka sendiri.  Allah berfirman,

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka mau merubah diri mereka sendiri.

Ada pepatah mengatakan,

Belajar di masa kecil seperti mengukir di atas batu, sementara belajar di masa tua seperti mengukir di atas air

Ini adalah pepatah yang benar adanya. Tapi bukan berarti ia menjadi pembenaran atas berdiam dirinya kita dari upaya ini. Mengukir di atas air memang susah, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Kemauan yang kuat akan membekukan air menjadi es. Kerja keras akan menjadikannya karya yang indah. Dan kontinyuitas akan menjaganya sepanjang usia kita. Jadi, masihkah alasan itu kita pergunakan?

2. Kesibukan yang menyita

Alasan kesibukan adalah alasan yang paling sering kita kemukakan. Kita merasa bahwa waktu kita sudah habis oleh ini dan itu. Ketika kita bermaksud untuk belajar Al Qur’an di sebuah halaqoh, tiba-tiba kita menemukan bahwa di waktu tersebut kita memiliki kegiatan yang jauh lebih penting. Akhirnya kita menyerah oleh keadaan. Dan kitapun —lagi-lagi— meninggalkan keinginan tersebut.

Benarkah kita sudah tak memiliki waktu lagi?

Hitunglah berapa jam waktu tidur kita… Berapa jam waktu yang kita habiskan di perjalanan… Juga jam-jam istirahat kita dan jam-jam bersenda gurau dengan orang lain…

Sudahkah semua itu sebanding dengan ibadah harian yang kita kerjakan? Sudahkah kita berlaku adil terhadap waktu kita? Tak bisakah kita menyisihkan waktu untuk Al Qur’an meskipun hanya sesaat? Benarkah tak bisanya kita adalah karena kehabisan waktu?
Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi,

“Barang siapa yang disibukkan Al Qur`an hingga tidak sempat berdzikir dan meminta kepadaKu, niscaya akan Aku berikan sesuatu yang lebih utama dari apa yang telah Kuberikan pada orang-orang yang meminta…”

3. Yang penting pemahaman

Sering ada orang yang bertanya kepada saya ketika ia ingin bergabung dengan halaqoh Al Qur’an. Di antara pertanyaan tersebut adalah, “Apakah belajar Al Qur’an di sini disertai tafsirnya atau hanya belajar membaca saja?”. Sungguh disayangkan ketika akhirnya banyak di antara mereka yang membatalkan keinginannya, hanya karena di sini tidak menyediakan program Tafsir Al Qur’an secara resmi.

Bagi orang yang menganggap bahwa memahami Al Qur’an lebih utama dari membacanya, atau mungkin sebaliknya, cukuplah baginya hadits-hadits Rasulullah berikut ini,

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”

“Sikap iri tidak diperbolehkan kecuali terhadap dua hal; seseorang yang di beri Al Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang hari…”

“Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, sementara orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata serta merasa kesulitan akan mendapatkan dua pahala.”

“Bacalah Al Qur’an! Sesungguhnya Al Qur’an akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi sahabat-sahabatnya”

“Dikatakan kepada Shohib Al Qur’an, ‘Bacalah! Naiklah (ke surga) dan nikmatilah (bacaan Al Qur’anmu) sebagaimana kamu menikmati bacaan Al Qur’an di dunia! Sesungguhnya kedudukanmu (di surga) sesuai dengan akhir ayat yang kamu baca.”

Ketahuilah bahwa nilai membaca Al Qur’an, menghafal dan memahaminya adalah sama di hadapan Allah. Membaca adalah kunci pembuka menuju pemahaman. Dan pemahaman akan meyakinkan kita tentang keharusan menghafal Al Qur’an.

Sesungguhnya masih banyak lagi alasan-alasan lain yang sering melintas di benak kita, yang telah dan akan terus menghalangi kita dari belajar dan berinteraksi dengan Al Qur’an. Tapi kita cukupkan pembahasan tentang hal ini, karena semua alasan itu sesungguhnya hanya alasan yag dipaksakan.

Yang perlu kita perbaiki adalah hati. Jika hati baik, maka baik yang lainnya. Jika hati rusak, maka rusak seluruhnya. Di antara penyebab kerusakan hati adalah apa yang diungkapkan oleh Rasulullah,

“Seseorang yang tak ada sedikitpun Al Qur’an dalam hatinya seperti rumah yang rusak”

 

Sumber : AyoBelajarNgaji

 
 

Tags:

Petualangan Bersama Al-Quran Syekh Fahd Al Kandari (Eps 2)

Ikhlas Kepada Allah

Al Qur’an ialah mukjizat besar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Wajib bagi kita untuk mengetahui, bahwa Al Quran ialah nikmat yang besar yang Allah berikan untuk hamba-Nya. Semua dakwah Rasulullah ialah Al Quran. Karena Al Quran semata bukan perkataan atau buatan Muhammad, namun petunjuk dari Allah untuk ummat melalui Muhammad.

Allah berfirman dalam QS Al Anfaal Ayat 24,

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu

Apabila kita telah memulai dan bertekad untuk menghafalkan Al Quran, kita harus mengetahui bahwa Allah telah memilih kita. Menghafal Al Quran adalah perkara yang mudah dengan izin Allah. Namun pastinya selalu ada jalanan terjal di depan menanti kita. Namun ketahuilah, dengan mengetahui keutamaan-keutamaannya maka rintangan apapun sesungguhnya akan terasa ringan.

Sebelum menghafalkan Al Quran, kita perlu mengikhlaskan niat hanya untuk Allah. Apalagi untuk ibadah agung ini, menghafalkan kitab Allah, sang penguasa alam semesta. Jauhkan diri dari niat dan perkara kotor duniawi.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus“, (QS Al Bayyinah : 5)

Sesungguhnya sebuah amal bergantung pada niat, Jika niat kita menghafal Al Quran hanya untuk Allah, maka Allah akan berikan pertolongan dan jalan keluar. Dia akan mengangkat kedudukan kita, menjauhkan kita dari kejelakan dan kejahatan dengan menghafal Quran.

Perjalanan kali ini membawa Syekh Fahd Al Kandari mengunjungi Mesir dan menjumpai seorang hafizh bernama Ahmad Musallam. Beliau menghafalkan seluruh Al Quran dengan keterbatasannya yang lemah dalam merespon sekitarnya. Setelah itu juga beliau bersua dengan Syariff Sayyid Mustofa, seorang hafizh berusia 12 tahun yang memiliki keceradasan luar biasa. Disamping menghafal seluruh Quran, beliau juga memiliki kelebihan dalam menguasai 10 Qiraah dan hadist shahih Bukhari Muslim. Bagaimana mereka melakukannya? Simak kisah mereka dalam video episode 2

 

 
Leave a comment

Posted by on 28 November 2013 in Tahfidz, Video

 

Tags: , , , ,

Petualangan Bersama Al-Quran Syekh Fahd Al Kandari (Eps 1)

Syekh Fahd Al Kandari seorang imam dari Kuwait pada 2012 lalu memiliki sebuah acara bernama Musafir Ma’al Quran, atau Traveler with the Quran Petualangan bersama Al-Quran. Dalam video dokumenter ini digambarkan perjalanan beliau yang berkeliling ke berbagai negara menemui para hafidz dan penghafal Quran untuk berbagi dengan para penonton keajaiban-keajaiban yang Allah tunjukkan kepada penghafal Al-Quran.

Pada episode pertama kali ini, beliau berpetualang ke negeri Turki. Dimana dijumpai banyak penduduknya ternyata tak menguasai bahasa Arab, namun tetap pendidikan untuk mengenal Quran menjadi hal penting. Selanjutnya Syeikh Fahd Al Kandari melanjutkan petualangan ke Maroko untuk mendapatkan kesaksian sebuah keluarga penghafal Quran disana. Selanjutnya juga bertemu para penghafal Quran di Mauritania, negeri yang dulunya dikenal sebagai negara Syinqith.

Di Mesir, Syeikh Fahd bertemu dengan beberapa penghafal Quran dengan ceritanya masing-masing. Salah satunya ialah seorang tunanetra yang memiliki semangat tinggi untuk menghafal Quran. Dengan keterbatasan masing-masing dijumpai pula beberapa orang penghafal Quran yang memberikan inspirasi luar biasa.

Selanjutnya di Chechnya, negeri pecahan Uni Soviet ini juga memiliki komunitas penghafal Quran luar biasa.

Perjalanan demi perjalanan dalam episode pertama ini tentunya memberikan semangat bagi kita. Kita tidak sendiri di dunia ini yang memiliki keinginan yang sama. Mereka dengan keterbatasan masing-masing, konflik dan bahaya masing-masing di negaranya. Semoga kita yang berada di Indonesia yang damai ini mendapatkan inspirasi dari perjalanan kali ini

Silahkan disimak videonya :

 
Leave a comment

Posted by on 24 November 2013 in Video

 

Tags: , , , , , , , , , , ,

Coming Soon, “Komunitas MTQ Telkom University”

Alhamdulillah Sabtu, 2 November 2013 lalu telah dilaksanakan silaturahmi MQ dengan teman-teman para peserta MTQ Mahasiswa Nasional 2013 kafilah IT Telkom.

Kafilah beranggotakan Afdan Zamil, Imelda Septrina, M Muhaimin, Lina Aisyah, Abdurrahman dan Sya’ban Muhyiddin ini bertolak mewakili kampus IT Telkom dalam perhelatan MTQ Nasional Mahasiswa 2013 Juli lalu di Padang Sumatera Barat.

Sebagai tindak lanjut dari keberangkatan tersebut, Insha Allah dalam waktu dekat segera dibentuk komunitas MTQ Telkom University. Diharapkan komunitas ini dapat berkembang sebagai sarana pembinaan bagi mereka yang berminat untuk mengikuti kompetisi MTQ, baik yang diselenggarakan DIKTI yaitu MTQ Nasional Mahasiswa, maupun MTQ tahunan yang diselenggarakan PT Telkom dan Departemen Agama.

Mohon do’a restunya, semoga inisiasi ini dapat menjadi hadiah sehingga ke depan pembinaan Quran menyongsong MTQ lebih baik lagi.

Rombongan Kafilah IT Telkom

 
Leave a comment

Posted by on 24 November 2013 in Kegiatan

 

Tags: , , , , , , , , , ,

Kembali Hadir Tahfizh MQ di Penghujung 2013

Di akhir kepengurusan ini alhamdulillah dari Departemen Program MQ Syamsul ‘Ulum kembali membuka program tahfizh. Kebutuhan sarana untuk terus menjaga hafalan Al Quran memang sangat urgent dirasakan. Maka dari itu kami membuka program ini bagi civitas akademika kampus Telkom University yang ingin menjaga dan menambah hafalannya.

Publikasi Tahfizh MQ

Insha Allah, skenarionya program ini berisi setoran tiap pekan kepada musyrif/ah. Dimana setiap bulan akan ada kajian untuk membangkitkan semangat menambah hafalan dari para muwajih luar biasa.

 
Leave a comment

Posted by on 24 November 2013 in Kegiatan, Tahfidz

 

Tags: , , ,

Seorang Bidan Menjadi Pendidik Al-Qur’an

Cerita Orangtua Hilyah Qonita, juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013

Image

Hilyah Qonita, Hafizh Indonesia RCTI

Sejak menikah, saya, Nuroniyah Manaf dan Suami, Muslim, sepakat menjadikan pendidikan Al-Qur’an sebagai landasan utama sebelum anak-anak belajar ilmu-ilmu yg lain. Kini, kami dikaruniai tiga orang anak, Aufa Alfa Zhillah (9), Hilyah Qonita (5), dan Muhammad Al Fatih (11 bulan). Kami tinggal di wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Aktifitas saya sehari-hari adalah sebagai guru ngaji di rumah. Bersama suami, saya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak yg berada di lingkungan sekitar rumah. Sebelum mengabdi menjadi pengajar Al-Qur’an, saya pernah menjadi bidan di RS Islam Jakarta Pusat. Namun saat mengandung Aufa di usia kehamilan tujuh bulan, saya berhenti menjadi bidan karena ingin fokus mendidik anak-anak secara intensif. Aktifitas suami, selain menjadi guru di SDIT, juga menjadi guru ngaji, termasuk diantaranya menjadi guru Tahsin di Nurul Hikmah, Pesantren Ust.Muzammil.

Anak pertama, Aufa, Alhamdulillah sekarang sudah menyetorkan hafalannya sebanyak 13 juz. Ia menjadi santri Pesantren Nurul Hikmah sejak kelas 1 SD. Berbeda dengan Aufa, kami membuat program agar ia bisa menghafal Al-Qur’an di rumah, dengan mengikuti metode yang ada di Pesantren Nurul Hikmah. Alhamdulillah, hafalan Hilyah sekarang sudah lima juz. Yaitu juz 30 sampai juz 26, dan sekarang Hilyah sedang menghafal Juz 1. Hilyah juga mempunyai prestasi sebagaiu juara 1 MHQ juz 30 Islamic Book Fair 2012, juara 1 MHQ juz 29 dan 30 di LTQ Asy Syifa, juara 2 MHQ juz 29 dan 30 di Kafila Islamic International School se-DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan yang terbaru adalah sebagai juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2013.

Capaian ini tidak instan. Program menghafal Qur’an sudah saya mulai sejak hamil, yaitu dengan memperbanyak mengkhatamkan Al-Qur’an. Khataman Al-Qur’an ini saya lakukan untuk merangsang tumbuh kembang otak janin sejak dari dalam kandungan. Saya juga selalu berkomunikasi dengan si kecil di kandungan saat tilawah. Ucapan semisal “De, Ibu mau tilawah surat Yusuf nih sekarang. Dengarkan ya..” selalu saya lakukan sambil saya mengelus perut.

Ketika lahir, kebiasaan mendengarkan bacaan Al-Qur’an tetap kami lanjutkan. Ayahnya biasanya memilih bacaan murattal Imam Misyari Rasyid karena temponya tidak terlalu cepat dan lebih syahdu. Hampir setiap hari pun saya mentalaqqikan surat-surat pendek di berbagai aktifitas, misalnya pada saat menyusui, makan, dan ganti popok. Di usianya 6 bulan, saya mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah sambil bermain dengan alat peraga yang saya buat sendiri dengan menggunting kertas origami warna-warni yang dibentuk sesuai huruf-huruf hijaiyah, lalu kami tempelkan di lembaran kardus yang besar.

Ketika mereka sudah bisa berucap, huruf-huruf hijaiyah yang selalu saya perkenalkan ternyata mereka hafal. Setelah itu saya menggunakan metode iqro untuk mengajari mereka membaca Al-Qur’an. Alhamdulillah, Aufa di usia 4 tahun, dan Hilyah di usia 3 tahun, sudah bisa membaca Al-Qur’an. Saya pun terus melatih kelancaran tilawah Qur’an mereka, sambil memberikan hafalan surat-surat di juz 30.

Hilyah mulai setor hafalan ketika usianya tiga tahun. Biasanya ia menyetor hafalannya sehabis asar dan muraja’ah di usai shalat shubuh. Kemudian di ba’da maghrib, bersama para santri, Hilyah mengaji di rumah dengan saya dan suami.

Saya bersyukur, proses menghafal Hilyah sampai sekarang tidak banyak kendala. Kuncinya, tekad yang kuat dan disiplin dari orangtua. Kami juga sadar bahwa lingkungan ikut mempengaruhi, oleh karenanya saya dan suami memilih tempat tinggal yang tenang, dan membatasi kegiatan menonton televisi. Dalam hal ini, orangtua tentu harus menjadi teladan bagi anak-anak dengan tidak banyak menonton televisi, sebaliknya memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an

(Disadur dari Buletin Pesantren Al-Qur’an Nurul Hikmah, edisi 10 November 2013/Muharram 1435 H)

 

Tags: , , , ,

Adab dan Etika Tilawah : Menghadap Ke Arah Kiblat

Diutamakan bagi pembaca Al Qur’an di luar sembahyang supaya menghadap kiblat. Hal ini telah banyak disebut dalam beberapa hadits: “Sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.”

Hendaklah dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan kepalanya dan duduk sendiri dengan adab baik dan tunduk seperti duduknya di hadapan gurunya, inilah yang paling sempurna. Diharuskan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi nilainya kurang dari yang pertama.

 Image

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala) bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi…” (QS Ali-Imran 3:190-191)

Diriwayatkan dalam Shahih dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, katanya: “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersandar di pangkuanku ketika aku sedang haid dan beliau membaca Al Qur’an.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Dalam suatu riwayat: “Beliau membaca Al Qur’an sedang kepalanya berada dipangkuanku.”

Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu ‘Anh, katanya: “Aku membaca Al Qur’an dalam sembahyangku dan membacanya di atas tempat tidurku.”

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anh, katanya: “Sungguh aku membaca hizibku ketika aku berbaring di atas tempat tidurku.”

Imam An Nawawi

sumber : Fimadani.com

 
Leave a comment

Posted by on 24 September 2013 in Tilawah

 

Tags: , ,

Peneliti : Baca Al Quran Bisa Turunkan Nyeri Pasca Melahirkan

Peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Harto Andi Irawan mengatakan membaca Al-Quran secara tartil dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan skala nyeri pada ibu pascamelahirkan secara caesar.

“Penelitian yang saya lakukan menunjukkan setelah membaca Al Quran selama 10 menit, 16 dari 31 pasien yang dijadikan sampel di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta mengalami penurunan dari berbagai skala nyeri setelah menjalani operasi caesar,” katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2009 itu, nyeri dapat dihambat oleh adanya rangsangan saraf lain yang lebih kuat.

“Ketika membaca Al-Quran, tubuh melibatkan tiga jenis saraf yakni saraf untuk membaca ayat, menyuarakan, dan mendengarkan, sehingga rasa nyeri yang diterima otak berkurang,” katanya.

Ia mengatakan, penelitian itu telah direprentasikan pada “International Conference on Cross Cultural Collaboration in Nursing for Sustainable Development” di Bangkok, Thailand, 9-10 September 2013.

“Penelitian itu mendapatkan reaksi positif dari para peserta konferensi yang mayoritas non-Muslim. Mereka tertarik, antusiasme mereka sangat tinggi karena mereka baru pertama mengetahui penelitian seperti itu,” katanya.

Menurut dia, dirinya bangga dapat mempresentasikan hasil penelitiannya di luar negeri. Apalagi, konferensi itu diikuti peserta yang jenjang pendidikannya lebih tinggi.

“Sebagian besar peserta yang mempresentasikan hasil karyanya pada konferensi itu sudah S-2 dan S-3, bahkan ada yang profesor,” katanya.

Ia mengatakan, konferensi itu diselenggarakan Christian University of Thailand didukung oleh Azusa Pacific University of California dan Kimyung University. (Ella Syafputri/Ant)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/15/39302/peneliti-baca-al-quran-bisa-turunkan-nyeri-pasca-melahirkan/#ixzz2ex9A48GL
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

 
Leave a comment

Posted by on 15 September 2013 in Tadabbur